I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit adalah merupakan fasilitas sosial yang tak mungkin dapat dipisahkan dengan masyarakat, dan
keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat, karena sebagai manusia atau masyarakat tentu menginginkan
agar keseahatan tetap terjaga. Oleh karena itu rumah sakit mempunyai kaitan yang erat dengan keberadaan
kumpulan manusia atau masyarakat tersebut. Di masa lalu, suatu rumah sakit dibangun di suatu wilayah yang
jaraknya cukup jauh dari dareah pemukiman, dan biasanya dekat dengan sungai dengan pertimbangan agar
pengelolaan limbah baik padat maupun cair tidak berdampak negatip terhadap penduduk, atau bila ada dampak
negatip maka dampak tersebut dapat diperkecil.
Sejalan dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat, lokasi rumah sakit yang dulunya jauh dari daerah
pemukiman penduduk tersebut sekarang umumnya telah berubah dan berada di tengah pemukiman penduduk yang cukup
padat, sehingga masalah pencemaran akibat limbah rumah sakit baik limbah padat atau limbah cair sering menjadi
pencetus konflik antara pihak rumah sakit dengan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Dengan pertimbangan alasan tersebut, maka rumah sakit yang dibangun setelah tahun 1980 an telah
diwajibkan menyediakan sarana limbah padat maupun limbah cair. Namun dengan semakin mahalnya harga
tanah, serta besarnya tuntutan masyarakat akan kebutuhan peningkatan sarana penunjang pelayanan kesehatan
yang baik, dan di lain pihak peraturan pemerintah tentang pelestarian lingkungan juga semakin ketat, maka
pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah pada skala prioritas yang rendah. Akibatnya,
sering terjadi benturan perbedaan kepentingan antar pihak rumah sakit dengan masyarakat atau pemerintah.
Dengan adanya kebijakan legal yang mengharuskan pihak rumah sakit agar menyediakan fasilitas pengolahan
limbah yang dihasilkan, mengakibatkan biaya investasi maupun biaya operasional menjadi lebih besar.
Air limbah yang berasal dari limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat
potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi
juga kemungkinan mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikro-organisme patogen yang dapat menyebabkan
penyakit terhadap masyarakat di sekitarnya. Oleh karena potensi dampak air limbah rumah sakit terhadap
kesehatan masyarakat sangat besar, maka setiap rumah sakit diharuskan mengolah air limbahnya sampai memenuhi
persyaratan standar yang berlaku.
Dengan adanya peraturan yang mengharuskan bahwa setiap rumah sakit harus mengolah air limbah sampai
standar yang diijinkan, maka kebutuhan akan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit khususnya yang
murah dan hasilnya baik perlu dikembangkan. Hal ini mengingat bahwa kendala yang paling banyak dijumpai
yakni teknologi yang ada saat ini masih cukup mahal, sedangkan di lain pihak dana yang tersedia untuk
membangun unit alat pengolah air limbah tersebut sangat terbatas sekali. Untuk rumah sakit dengan kapasitas
yang besar umumnya dapat membangun unit alat pengolah air limbahnya sendiri karena mereka mempunyai dana
yang cukup. Tetapi untuk rumah sakit tipe kecil sampai dengan tipe sedang umumnya sampai saat ini masih
membuang air limbahnya ke saluran umum tanpa pengolahan sama sekali.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang murah,
mudah operasinya serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat kedala yang cukup besar yakni kurangnya tersedianya teknologi
pengolahan yang baik dan harganya murah. Masalah ini menjadi kendala yang cukup besar terutama untuk rumah
sakit kecil, yang mana pihak rumah sakit tidak/belum mampu untuk membangun unit alat pengilahan air limbah
sendiri, sehingga sampai saat ini masih banyak sekali rumah sakit yang membuang air limbahnya ke saluran umum.
Untuk pengolahan air limbah rumah sakit dengan kapasitas yang besar, umumnya menggunakan teknlogi pengolahan
air limbah "Lumpur Aktif" atau Activated Sludge Process, tetapi untuk kapasitas kecil cara tersebut kurang
ekonmis karena biaya operasinya cukup besar. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu menyebarluaskan informasi
teknologi khususya teknologi pengolahan air limbah rumah sakit berserta aspek pemilihan teknologi serta
keunggulan dan kekurangannya. Dengan adanya informasi yang jelas, maka pihak pengelola rumah sakit dapat memilih
teknologi pengolahan limbah yang sesuai dengan kodisi maupun jumlah air limbah yang akan diolah, yang layak
secara teknis, ekonomis dan memenuhi standar lingkungan.
1.2. Tujuan Dan Sasaran
Tujuan kegiatan ini yakni mengkaji dan mengembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit, khususnya untuk
rumah sakit tipe kecil yang sesuai dengan kondisi di Indonesia misalnya dengan proses Biofilter Anaerob dan
Aerob. Unit alat pengolah air limbah tersebut dapat di dalam bentuk paket sehingga pembangunan atau operasinya
murah dan sederhana. Selain itu alat ini dirancang sedemikian rupa hingga hemat energi.
Sasaran dari kegiatan ini adalah membangun prototipe unit pengolahan air limbah rumah sakit dengan sistem
biofilter Anaerob dan Aerob, dengan kapasitas pengolahan 10 - 15 M3/hari, serta mengkaji karakteristik
serta efisiensi pengolahan terhadap beberapa parameter kualitas air limbah.
1.3. Manfaat
Teknologi pengolahan air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob sangat cocok digunakan untuk
mengolah air limbah dengan skala kecil sampai skala besar, tahan terhadap perubahan beban hidrolik maupun
beban organik, dan biaya opersinya sangat murah.
II. METODOLOGI PEMBUATAN Survai Lapangan
Survai ini dilakukan untuk mengetahui keadaan di lapangan mengenai jumlah dan kualitas air limbah,
serta kondisi jaringan air limbah dan ketersediaan lahan.
Penentuan Lokasi
Lokasi prototipe unit alat pengolah air limbah dipasang di rumah sakit terpilih, dan harus ditentukan
sedemikian rupa agar didapatkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari segi teknis maupun estetika.
Sedapat mungkin lokasi ditentukan agar aliran air dapat berjalan secara gravitasi untuk penghematan energi.
Ketersediaan Bahan dan Peralatan
Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pembangunan unit pengolahan air limbah diharapkan dapat dengan
mudah didapat di pasaran, sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengerjaan pembangunan dan biaya konstruksi
dapat ditekan serendah mungkin.
Rancangan dan Konstruksi
Disain unit alat pengolah air limbah dirancang berdasarkan jumlah dan kualitas air limbah, serta sesuai
dengan ketersediaan lahan yang ada. Prototipe alat pengolah air limbah rumah sakit tersebut akan dirancang
dalam bentuk yang kompak agar pemasangan/pembangunan serta operasinya mudah, serta diusahakan menggunakan
energi sekecil mungkin.
Pembangunan Prototipe dan Pengujian Karakteristik Alat
Setelah prototipe alat pengolah air limbah rumah sakit selesai dibangun, dilakukan pengujian karakteristik
alat dan pengujian efisiensi pengolahan terhadap beberapa parameter proses misalnya beban pengolahan,
waktu tinggal, aerasi dll.
III. PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah
sakit yang meliputi: limbah domistik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian;
limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian
luka, cucian darah dll.; air limbah laboratorium; dan lainya. Air limbah rumah sakit yang berasal dari
buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senaywa pulutan organik yang cukup
tinggi, dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk air limbah rumah sakit
yang berasal dari laboratorium biasanya banyak mengandung logam berat yang mana bila air limbah tersebut
dialirkan ke dalam proses pengolahan secara biologis, logam berat tersebut dapat menggagu proses pengolahannya.
Oleh karena itu untuk pengelolaan air limbah rumah sakit, maka air limbah yang berasal dari laboratorium
dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika, Selanjutnya air olahannya dialirkan
bersama-sama dengan air limbah yang lain, dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara biologis.
Diagram proses pengelolaan air limbah rumah sakit secara umum dapat dilihat seperti pada gambar1.
Di dalam pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang perlu diperhatikan adalah sistem saluran pembuangan
air. Saluran air limbah dan saluran air hujan harus dibuat secara terpisah. Air limbah rumah sakit baik
yang berasal dari buangan kamar mandi, air bekas ccucian, air buangan dapur serta air limbah klinis
dikumpulkan ke bak kontrol dengan saluran atau pipa tertutup, selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan
air limbah. Setelah dilakukan pengolahan, air hasil olahannya dibuang ke saluran umum. Untuk air hujan
dapat langsung dibuang kesaluran umum melalui saluran terbuka.
Dari hasil analisa kimia terhadap berberapa contoh air limbah rumah sakit yang ada di DKI Jakarta
menunjukkan bahwa konsentrasi senywa pencemar sangat bervariasi misalnya, BOD 31,52 - 675,33 mg/l,
ammoniak 10,79 - 158,73 mg/l, deterjen (MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l. Hal ini mungkin disebabkan karena
sumber air limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu dan metoda pengambilan contoh sangat mempengaruhi
besarnya konsentarsi. Secara lengkap karakteristik air limbah rumah sakit dapat dilihat pada tabel 1. Dari
tabel tesebut terlihat bahwa air limbah rumah sakit jika tidak diolah sangat berpotensi untuk mencemari
lingkungan. Selain pencemaran secara kimiawi, air limbah rumah sakit juga berpotensi untuk memcemari lingkungan
secara bakteriologis.